Kiss Me and Let Me Die
[Re-Post]
T
Sungmin
Kyuhyun
Jungmo
and other cast
5
Fantasy | Romance | Humor
YAOI | AU | OOC | OOT | Aneh | Abal | Gaje | Typo | Bahasa tidak memenuhi EYD | Garing
UNLIKE! DON’T READ!
DON’T COPAST!
Ok,
Happy read ^^
.
.
.
.
.
Before Chapter
.
.
“Iya, juga ya…” Eunhyuk menggigit bibirnya, lalu tiba-tiba, tiada angin tiada hujan, laki-laki bergummy smile itu berteriak panik, “Aiissh!”
Sungmin yang melihat sahabatnya panik juga ikutan panik. “Kenapa? Kau kenapa Hyukkie?”
Laki-laki manis itu takut kalau-kalau Kyuhyun melakukan sesuatu pada sahabatnya. Memang sih, ia sedari tadi tidak melihat malaikat kematian itu, tapi siapa tahu dia bisa menghilang dari penglihatannya juga. Jika ada yang terjadi dengan Eunhyuk, Sungmin takkan mengampuni malaikat itu.
“Aduh! Rusak deh jadwalku!” Eunhyuk menjatuhkan kepalanya ke meja. Sungmin sweetdroop seketika mendengar pernyataan Eunhyuk barusan. Ia kira Kyuhyun sudah melakukan hal yang tidak-tidak, ternyata…
“Jadwal apa?”
“Berhubung aku harus membelikan hadiah yang praktis, itu artinya aku tidak bisa merencakan membeli hadiah untuk Donghae dari sekarang! ” Eunhyuk menyimpulkan, sambil terlihat terpuruk menyadari kenyataan mengerikan bahwa dia tidak bisa mempersiapkan hadiah ulangtahun kekasihnya sebelumnya. Sungmin hanya kembali menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang aneh.
.
.
.
CHAP 5
.
.
.
Malam itu Sungmin sedikit susah tidur. Mungkin gara-gara Kyuhyun yang melayang naik-turun di sudut kamarnya seperti biasa, menghantuinya seperti bayangan kematian yang tidak mau pergi.
“Kyuhyun! Bisa tidak kau berhenti naik-turun seperti itu?” ucap Sungmin sebal.
“Memang kenapa?” jawab Kyuhyun cuek dan masih setia melayang-layang walaupun dia sudah tidak naik-turun lagi.
“Risih lihatnya! Duduk saja bisa, kan? Aku tidak bia tidur. Apa karena kau tidak bisa mengambil nyawaku, jadi kau ingin buat hidupku susah, ya?” gerutu Sungmin sembari memandang Kyuhyun yang melayang-layang dengan tatapan kesal.
“Astaga, kau cerewet sekali.” ucap Kyuhyun sembil mendesah panjang, sepertinya namja itu tidak mood untuk berdebat dengan pemuda manis bermata foxy itu. Dia mengalah dan mendarat di lantai, duduk bersila sambil menyilangkan tangannya di depan dada. “Puas? Maaf, kau harus terbiasa denganku.”
Sungmin menatap laki-laki itu tidak percaya. Selama laki-laki bersayap itu mengikutinya, pria itu tidak pernah mengucapkan kata maaf, walupun tadi dikatakan sedikit cuek. Apalagi ia melihat raut muka Kyuhyun yang sedikit suram daripada biasanya. Dan itu membuatnya cukup heran dan rasa penasarannya membuncah kembali.
“Kau kenapa?” tanyanya penasaran. “Kelihatan lain dari biasanya.”
Lako-laki bersayap hitam itu menatapnya tanpa suara selama beberapa saat, lalu mendesah lagi. Kelihatannya dia tidak rela membagi hal yang membuatnya seperti ini, tapi akhirnya dia menceritakannya juga.
“Hari ini aku harus mengambil nyawa satu keluarga, untungnya hanya seorang anak kecil yang masih selamat. Tetapi setelah kutelusuri kehidupan anak kecil itu, dia tidak mempunyai siapa-siapa lagi selain keluarganya yang meninggal tadi. Terkadang aku merasa tidak suka saat mengerjakan tugasku.” Kyuhyun menjelaskan apa yang membuatnya jadi muram seperti ini.
Sungmin yang mendengarkan cerita namja itu merasa sedih, seolah ia yang merasakan kejadian itu. Tanpa sadar sebutir air mata jatuh membasahi pipinya. Cepat-cepat dia mengusapnya sebelum namja berambut hitam itu melihatnya melankolis seperti ini. Dan kembali menatap Kyuhyun yang sepertinya betul-betul kelihatan sedih.
“Jadi, kau punya perasaan juga?” semburnya dengan tidak sensitifnya sebelum sempat menyensor ucapannya. Kyuhyun melotot tersinggung.
“Memangnya itu aneh ya?”
“Maaf…” katanya sembari menundukan kepalanya, ia merasa bersalah. Dalam hatinya dia mengumpat mulutnya yang tak bisa diajak kompromi. “Maksudku itu kan memang tugasmu. Dan kau sudah melakukannya lama sekali, kan? Kupikir…”
“Itu sudah jadi kebiasaan? Itu sudah tidak membuatku merasakan emosi apa-apa lagi?” Kyuhyun memotong ucapan Sungmin dengan terkaannya.
Sungmin mengangguk pelan. Kyuhyun memalingkan wajahnya ke arah jendela dan tidak mengucapkan apa-apa lagi. Ia jadi heran kenapa pria dingin itu mau menceritakan soal itu kepadanya yang kedengarannya pribadi sekali. Mungkin pria itu kesepian. Bagaimanapun, pria itu kan malaikat kematian. Mau berbicara dengan siapa dia? Sedangkan Sungmin satu-satunya manusia yang bisa melihatnya dan masih hidup. Jelas dia tidak punya pilhan. Sungmin jadi merasa kasihan dengan hidup Kyuhyun yang pastinya sepi dan hanya ditemani roh-roh yang akan ia antar ke alam lain. Dan juga pasti dia sudah menjalankan tugas ini sejak lama bukan?.
“Berapa umurmu sebetulnya?” tanya Sungmin memecahkan suasana sunyi yang tidak mengenakkan tadi.
“Seribu sembilan ratus sembilan belas tahun.(1919).” jawabnya masih menatap ke arah luar jendela, memandang langit malam yang dihiasi oleh jutaan gugusan bintang-bintang.
Sungmin menatap kyuhyun dengan tatapan kagum yang bercampur terkejut. Umurnya tua sekali, namun wajahnya seperti pria berumur 20 tahun. Ia jadi ingin seperti Kyuhyun bisa awet muda di umurnya yang sudah se-abad.
“Dan selama itu kau melakukan pekerjaan ini?” Kyuhyun mengangguk sembari menatap Sungmin. “Rotasinya setiap 3000 tahun. Aku tidak akan yah, kalian menyebutnya ‘pensiun’ sampai 1100 tahun lagi.”
“Kok bisa kau yang dipilih?”
“Turun-temurun. Aku tidak tahu bagaimana awalnya, tapi yang pasti itu bukan sesuatu yang bisa dihindari.”
Sungmin menggelengkan kepalanya merasa kagum lagi. Ia jadi makin bersimpati pada Kyuhyun yang begitu lahir takdirnya sudah ditentukan untuk menjadi pencabut nyawa. Selama hampir 2000 tahun lagi.
“Apa yang terjadi kalau kau berhenti bekerja, misalnya. Memangnya kau tidak bisa memberikan protes mengenai ini?”
“Kalau aku berhenti bekerja, roh-roh manusia akan tersesat dan mereka yang akan menanggung akibatnya. Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.”
Sungmin menatapnya dengan berbagai perasaan bercampur aduk. Ternyata pada dasarnya pria dingin itu baik dan pastinya masih memilik hati. Kenapa ia diberi kesempatan mengenalnya? Kenapa ia yang harusnya sudah mati sekarang masih hidup?. Pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk di otaknya, membuatnya berpikir bagaimana ia dan malaikat itu harus menyelesaikan masalah ini?.
“Kau tidak suka ya disini? Gara-gara aku, hidupmu jadi bertambah susah?”
Kyuhyun memandangnya dengan ekspresi serta sorot mata yang tidak bisa dibaca. Dia mengangkat bahunya. “Bukan masalah besar, walaupun memang sedikit tidak nyaman. Yah, paling tidak aku bisa berbicara dengan seseorang, walaupun itu orang sepertimu.”
Sungmin mengerucutkan bibirnya dan menggembungkan pipinya mendengar ucapan namja bersayap itu, tapi tidak betul-betul tersinggung. Mengingat datangnya dari dia, setidaknya itu pujian terbaik yang bisa ia dapat.
“Menurutmu kenapa ini terjadi? Betul-betul belum pernah ada orang yang menghindari kematian selama 1919 tahun kamu bekerja?” tanyanya penasaran.
“Bukan cuma selama 1919 tahun masaku bekerja. Selama dunia ini ada, belum pernah ada yang jiwanya tidak berhasil kami ambil pada tanggal yang ditentukan.”
Sungmin sedikit bergidik. Apa yang spesial dari dirinya sampai ia bisa menghindari takdirnya? Seumur hidupnya ia yakin ia orang yang biasa-biasa saja. Tidak ada hal yang aneh yang pernah terjadi, bahkan bersentuhan dengan hal-hal supernatural atau apapun itulah. Hanya waktu itu saat dia meminta kepada Tuhan untuk menurunkan bintang jatuh supaya dia dapat menceritakan keinginannya yang ingin lulus di ujian matematika dan hal itu terkabulkan. Ia melihat sebuah bintang jatuh yang jatuhnya kelihatnnya tak jauh darinya. Cepat-cepat ia berdoa dan keesokannya dia lulus walaupun dengan hasil yang hampir membuatnya dinyatakan tidak lulus. Dan kemudian dia tahu kalau kemarin bukan bintang jatuh melainkan tongkat mainan Sungjin yang berbentuk hampir menyerupai bintang itu jatuh. (^-_-)
Jadi apa betul ia selamat hanya karena ia melakukan perbuatan baik di saat terakhirnya? Atau ia cuma punya niat baik, bukan betul-betul melakukan perbuatan baik. Pertanyaan-pertannyan itu membuatnya sedikit pusing.
“Kau punya keinginan yang kuat?” tanya Kyuhyun tiba-tiba, membuyarkan lamunan Sungmin tentang hidupnya.
“Hah?”
“Maksudku kau punya satu keinginan dalam hidup yang betul-betul kau pegang teguh? Sesuatu yang kau bertekad akan melakukannya sebelum mati?”
Sungmin berpikir-pikir sejenak. Banyak hal yang ingin ia lakukan sebelum mati. Lulus sekolah. Kuliah. Mengumpulkan pundi-pundi uang sebanyak mungkin. Mengelilingi dunia. Lalu mempunyai keluarga sendiri. Bagaimana ia bisa memilih satu hal?
“Pikirkan, Ming. Satu hal kalau kau boleh minta satu permohonan sebelum mati, apa permohonan itu? Yang paling penting dari semuanya.”
Sungmin tersentak saat Kyuhyun memanggilnya Ming. Ada sebuah perasaan yang aneh merasuk dalam dirinya ketika laki-laki itu menyebut namanya seperti itu. Entahlah perasaan apa itu. Yang jelas itu membuatnya merasa spesial di mata laki-laki itu. Mungkin… ==a
“Ming?”
“Memangnya aku tidak boleh memanggilmu seperti itu?”
“B-boleh…” ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedetik kemudian dia terlarut dalam pikirannya.
Ia menimbang-nimbang. Yang terpenting dari semuanya satu hal yang mutlak harus ia lakukan sebelum meninggalkan dunia ini. Ia rasa menikah dan segala macamnya itu sudah biasa. Lalu ia teringat sesuatu. Seketika itu juga wajahnya langsung berubah merah. Keinginannya satu-satunya keinginan dalam hidup. Keinginan konyol dan memalukan. Mana bisa ia mengatakan hal itu pada Kyuhyun? Ia sudah membayangkan bagaimana reaksinya, pasti dia bakal bilang sesuatu seperti, “Dasar terlalu kebanyakan nonton film.”
“Apa?” tanya Kyuhyun saat melihat wajah Sungmin yang memerah. “Apa keinginan yang terbesar dalam hidupmu?”
“Iii… itu… tidak akan kukasih tahu!” jawabnya sambil memalingkan mukanya dan menenggelamkan dirinya ke bantal.
“Ming! Tahu tidak, mungkin itu jawabannya! Mungkin hal itu yang menyebabkan kau tetap hidup sampai saat ini.” Ia mendongakan kepalanya dari bantal dengan kaget. “Serius?” karena hal itu kedengarannya sangat tidak masuk akal . Keinginan yang super sepele dan dangkal.
“Sudahlah, katakan apa itu?” Kyuhyun mendesaknya dengan tidak sabaran.
“Tapi itu memalukan.”
“Aku sudah hidup selama 1919 tahun. Aku sudah melihat banyak hal. Dan aku sudah tinggal bersamamu selama tiga hari. Aku yakin aku bisa mengatasinya.”
“Aisssh, kau kedengeran seperti Eunhyuk. Dan itu menyebalkan.”
“Ming,” Kyuhyun terlihat putus asa. “Jangan memaksaku untuk membaca pikiranmu sendiri.” Sungmin langsung panik mendengar ancaman itu.
“Arra! Tapi janji jangan menilai sembarang atau langsung mencelaku.” ucap Sungmin masih sedikit ada rasa takut akan diejek. Sedangkan Kyuhyun mengangguk dan menatapnya .
“Aku menginginkan ciuman pertamaku.” cicitnya.
Hening.
Semenit… dua menit… tidak ada suara. Ekspresi Kyuhyun tetap datar, tidak berubah. Ia mulai panik. Sepertinya malaikat itu shock mendengar penuturannya.
Dengan panik, Sungmin melompat ke sebelah Kyuhyun dan menepuk-nepuk pipi tirusnya. “Gwenchana? Kyuhyun?”
Malaikat itu tersentak dan langsung menepis tangan Sungmin. Ia menatap mata Sungmin dalam-dalam, membuat Sungmin menjadi gugup. “Kau serius?” tanyanya masih dalam nada datar.
“Ya, kau tidak akan menciumku saat ini juga kan? Karena aku tidak bisa sembarangan menerima ciuman. Pertama-tama, harus dengan orang yang tepat, lalu itu juga harus ciuman pertama orang itu dan…”
“Dari semua keinginan yang ada, kau memilih itu? Dasar anak kecil terlalu banyak menonton film! Kau itu waras atau tidak sih?” cela Kyuhyun, membuat ucapan Sungmin terpotong.
‘Nah, betul, kan?’ ucap Sungmin dalam hati.
“Ya! Kan sudah kubilang jangan menilai sembarang dan langsung mencelaku.”
“Kalau begitu, jelaskan. Aku sangat penasaran dengan penjelasan masuk akal yang akan membenarkan pemikiran sinting itu.”
Sungmin terdiam. Yah, sejujurnya ia tidak betul-betul punya penjelasan untuk itu tapi kenapa laki-laki itu harus berkata seperti itu? Dasar tidak peka!.
“Sungmin-ah!” suara tajam Kyuhyun memotong lamunannya, Membuat laki-laki berwajah manis itu kembali ke kesadarannya.
“Apa salahnya sih mempunyai keinginan seperti itu? Bukankah itu malah lebih bagus untukmu? Coba kalau aku ingin punya cucu dulu! Kau mau melakukan apa, hah?” kata Sungmin sewot.
Sekarang gantian Kyuhyun yang diam. Tapi dia masih menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. “Aku tidak akan pernah mengerti manusia.” gumamnya dan hal itu tertangkap oleh pendengaran Sungmin.
“Itu karena kau tidak dilahirkan sebagai manusia.” sergahnya menghela nafasnya dan memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan.
.
.
Sungmin PoV
“Jadi menurutmu, keinginanku yang belum terkabul itu, aku tidak bisa mati? Tapi aku pasti bukan orang pertama yang punya keinginan sebelum meninggal yang belum terkabul padahal sudah waktunya mereka pergi, kan?”
“Yah, itu bukan satu-satunya alasan. Masih ada faktor tindakan tak terdugamu yang menyelamatkan anak kecil itu, mungkin kombinasi kedua faktor itulah yang akhirnya membuat semua jadi begini.” ucapnya sembari melirikku.
“Memangnya keinginanmu itu betul-betul kuat ya?”
“Sangat!” jawabku cepat. “Sekarang, setelah aku memikirkannya, aku betul-betul tidak rela mati sebelum mendapatkan ciuman pertamaku.”
Kyuhyun menatapku dengan ekspresi tak terbaca. “Ming, aku tidak tahu banyak tentang ini. Mengingat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi, percaya atau tidak melawan takdir, apalagi waktu kematianmu sendiri, cepat atau lambat akan menimbulkan konsekuensi terburuk.”
Entah kenapa mendengar kata-katanya tadi membuatku merinding. Aku jadi takut? Sebetulnya berapa serius masalahku? Apa yang sudah kulakukan? Seberapa besar akibatnya? Kemana jiwaku akan pergi kalau Kyuhyun berhasil membebaskan nyawaku dari ragaku?. Aisssh, sungguh memusingkan.
“Yah, bagaimanapun, kau tidak perlu khawatir. Rasanya aku sudah menemukan orang yang tepat itu. Tapi aku belum seratus persen yakin.”
Kyuhyun terlihat tertarik. “Benar? Nugu? Laki-laki di perpustakaan itu?”
“Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?” tepat waktu aku selesai membucapkannya, aku melongo tidak percaya. Omona! Mulutku sudah melakukannya lagi! Aisshh, bodohnya diriku. Eh, tapi Kyuhyun tidak tahu soal keemahanku ini kan?
“Oh, jadi betul dia.”
Mwo! Kok dia tahu ? Jangan-jangan semua orang tahu kebodohanku kecuali aku sendiri! Aku kesal sekali, dan menjatuhkan diriku ke tempat tidurku dan bersembunyi di bawah selimutku. ” Terserah.”
“Paling tidak kita sudah mendapat sedikit petunjuk. Mungkin masalah ini akan beres. Sebaiknya sekarang kau istirahat. Sudah malam. Nanti orangtuamu bangun karena mendengar ocehanmu sendiri. Aku akan menghilang sebentar supaya kau bisa tidur.”
Uh, apa tadi katanya ‘kita’ seakan ini rencana kami berdua! Aku tidak ingin mencari jalan supaya nyawa ini lepas dari tubuhku! Tapi Kyuhyun tampaknya sudah ingin mengakhiri pembicaraan, kerena waktu aku berbalik di sudah tidak ada.
Tiba-tiba aku merasa capek sekali. Pembicaraan kami malam ini menyingkap banyak hal, dan semuanya jadi sedikit lebih jelas. Tapi aku masih tidak tahu bagaimana ini akan berakhir. Dan aku tidak yakin aku ingin tahu.
.
.
.
-TBC-
sign,
Yui chan